Judul Novel : Sakit setengah jiwa.
Penulis : Endang Rukmana. Lahir di daerah urban Jakarta pada 15 Mei 1984. Menempuh pendidikan di SDN Rawa Bebek 1 Bekasi, SLTP Barata Jakarta Timur, MTsN Model Padarincang, SMAN 1 Serang, dan kini melanjutkan studi pada jurusan Ilmu Sejarah UI.
Cover novel : warna hijau daun, gambar animasi seorang pria botak sedang bergelayut pada sebuah pohon pisang, seperti di sebuah hutan, dan pria tersebut tampak sumringah sekaligus terkejut.
Penyunting : Windy Ariestanty
Desain sampul dan tata letak : Jeffri Fernando
Penerbit : Gagas Media. Jl Sultan Iskandar Muda no 100 A-B, lantai 2, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12420.
Distributor tunggal : Agromedia Pustaka, Bintaro Jaya Sektor IX, Jl Rajawali IV blok HDX no 3, Tangerang, 15226.
Cetakan pertama : Mei 2006.
Setting cerita : Kanekes, sebuah nama tempat di Banten Selatan, di antara gugusan pegunungan Kendeng dimana tempat orang Baduy bermukim.
Alur cerita : maju.
Jenis cerita : komedi petualangan.
Tema cerita : seorang remaja pria bernama Bobby melakukan sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan petualangan untuk mencari jati diri dan cinta sejatinya.
Tokoh utama : bernama Bobby van Kendeng, seorang mahasiswa botak, playboy, dan mempunyai kebiasaan latah menyebut "kutil" dikarenakan "tertular" oleh kebiasaan pengurus rumahnya yang latah dengan kata "kutil".
Tokoh-tokoh lain :
1. Kakek Bijak : seorang kakek gaul dan lucu yang tak berwujud alias gaib, yang selalu mengirim pesan sms pada Bobby, yang notabene adalah cucunya. Beliau-lah yang menyarankan Bobby untuk memulai perjalanan petualangan ke tanah Baduy, di pegunungan Kendeng, untuk menenmukan Sasaka Domas, dimana letak ari-ari Bobby dikubur.
2. Monda : kekasih Bobby yang hitam manis, manja dan suka dengan hal-hal berbau romantis. Monda berasal dari keluarga berada.
3. Bi Minah dan Mang Dadang: sepasang suami-istri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang mengabdi pada keluarga Bobby sejak Bobby belum lahir, sehingga sudah seperti keluarga sendiri.
4. Pahotan Franto Simanjutak: anak kelahiran Medan, sahabat Bobby yang paling dekat di jurusan Ilmu Komunikasi, dan selalu berbicara menggunakan logat Batak.
5. Om Rys Revolta : adik dari Ayah Bobby, bekerja sebagai wartawan. Beliau juga ikut serta dalam perjalanan ekspedisi Bobby.
6. Pak Naisbah : salah seorang kenalan om Rys yang kemudian menyediakan tempat tinggal selama Bobby dan rombongan melakukan expedisi, sebelum masuk pedalaman hutan Sasaka Domas. Pria tua yang ramah, dan berbicara menggunakan bahasa Sunda kasar logat Baduy.
7. Susi : gadis manis, sangat manja, dan juga berasal dari keluarga berada, akan tetapi sedikit nakal. Ia sangat suka pada Bobby, hingga rela dijadikan pacar kedua. Mereka bertemu dalam perjalanan ekspedisi.
8. Narto Singodimejo alias Tole : sahabat Bobby yang juga ikut dalam ekspedisi, orang Brebes, mahasiswa tahun pertama jurusan Arkeologi. Lucu dan tak kenal malu. Selalu berbicara dengan logat medok Jawa.
9. Virginia : sahabat Bobby yang juga ikut dalam ekspedisi, mahasiswi Geografi, perempuan tangguh.
10. Retno : sahabat Bobby yang juga ikut dalam ekspedisi, mahasisiwi Psikologi, juga merupakan perempuan tangguh.
Akhir cerita : Bobby berhasil menemukan fakta bahwa setiap perkataan Kakek Bijak itu benar adanya, dan tanpa disangka ternyata cinta sejati Bobby yang konon akan ditemukan di arah selatan, ternyata adalah Monda, kekasihnya selama ini yang selalu setia menemani, termasuk dalam perjalanan ekspedisi Bobby. Hal tersebut dikarenakan ternyata Monda lahir di pantai selatan lalu kemudian keluarganya hijrah ke Jakarta.
Rabu, 30 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar